SYARAT DITERIMANYA IBADAH.
"…Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (Al Kahfi. 18;110)
Ibadah ibarat sumsum bagi setiap umat Muslim, tanpa itu maka keislaman seorang manusia patutlah dipertanyakan, namun bagi seorang muslim pula Ibadah kepada Allah SWT tidaklah hanya sekedar Kebutuhan dan kewajiban belaka, namun harus dijadikan landasan dari setiap sendi-sendi kehidupannya.
Bila melihat Keterangan diatas maka jelaslah bahwa Ibadah tidak dapat dilakukan secara sembarangan, haruslah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, artinya ketika Ibadah kita keluar dari ketentuan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya maka Ibadah itu akan Tertolak {Cape Gawe Teu Kapake "Bhs Sunda"}"Lelah-lelah kita bekerja ternyata tidak diterima.
Bila melihat ketentuan diatas sebenarnya untuk diterimanya suatu amalan Ibadah hanyalah dua syarat namun bila melihat makna dari dua syarat tersebut tentunya tidak semudah yang kita bayangkan. diantara kedua syarat itu adalah :
1. Benar
Melihat keterangan diatas "..maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholih..." adalah bahwa Ibadah kita haruslah sesuai dengan apa-apa yang telah dicontohkan oleh Rosulullah SAW, karena tidak akan menjadi Amalan Solihan apabila Ibadah yang kita lakukan tidak sesuai dengan Apa-apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. seperti dalam sebuah keterangan yang berbunyi : " Tiap tiap bid'ah itu sesat, dan tiap-tiap kesesatan itu dineraka " (H.S.R. Muslim dan Nasa'ie).
Jadi Tidak akan diterima Ibadah Kita jika apa yang kita anggap ibadah tidak sesuai dengan ketentuan Rasulullah SAW. dan tentunya untuk mengukur sebuah ibadah itu benar atau tidak kita tidak bisa sembarangan dalam menentukan itu, perlu adanya sebuah mekanisme tertentu sehingga apa yang kita lakukan tidaklah menjadi sia-sia.
Salah satu contoh :
Ketika kita akan menentukan salah satu Ibadah Wajib seperti Shalat yang tentunya menjadi Ibadah yang tidak boleh ditinggalkan oleh setiap Muslim, maka coba kita lihat betapa banyak perbedaan dari setiap Inci Ibadah Shalat yang kita lakukan, mulai dari Do'a, Cara Ruku, Sujud, Takbir, dan lain sebagainya.
untuk menyingkapi itu maka bukan berarti kita hanya berpangku tangan saja dan berpikir bahwa Ibadah kitalah yang paling benar, namun kita harus mencoba mencari Ilmu bagai mana Ibadah yang benar-benar Seperti apa yang telah dicontohkan Oleh Rasulullah SAW karena dalam salah satu keterangannya Beliau Bersabda
"Shalatlah kamu Sebagaimana kamu melihat aku Shalat"
lalu bagaimana, kita khan belum pernah bertemu dengan Rasulullah SAW. Tentunya untuk supaya Shalat kita seperti apa yang telah Rasulullah Isyaratkan, maka banyak Hadits-hadits yang menerangkan tentang tata cara Shalat Rasulullah SAW, Tapi Nanti dulu karena tidak semua Hadits itu Benar atau Shahih artinya banyak hadits palsu yang diriwayatkan oleh banyak orang untuk menghancurkan Tata Cara Ibadah kita. jadi kita harus berhati-hati dalam menerima sebuah Hadits dan untuk mengetahui Shahih tidaknya sebuah Hadits maka kita harus menguasai ilmu Ushul Fiqih, namun untuk saat ini kita bisa langsung bertanya kepada para ahli Fiqih, sehingga Hadits yang akan kita amalkan benar-benar berasal dari apa yang telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
2. Ikhlas
Syarat kedua mengenai Ibadah yang diterima oleh Allah SWT adalah Ikhlas, bila kita melihat Ayat diatas kembali " ..janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.." jelaslah bahwa Ibadah itu harus karena Allah, bukan karena selain Allah jika ada saja setitik niat dihati kita bahwa ibadah kita bukan karena Allah maka Ibadah kita akan ditolak.
“Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162).
Betapa berat untuk mencapai sebuah keikhlasan, karena terkadang ibadah yang kita lakukan senantiasa dikarenakan orang lain, atau hal-hal lain seperti seorang Pemuda yang mencintai seorang gadis maka tak jarang tatkala ia beribadah hanya karena untuk meluluhkan hati sang gadis, atau mungkin untuk meluluhkan hati sang calon mertua, maka Ibadah seperti itulah yang akan ditolak dan tidak diterima oleh Allah SWT.
atau banyak lagi Ibadah yang niatnya Ibadah tapi Justru malah menjadi Dosa, seperti halnya ketika Kita beribadah namun mengharapkan Dunia, seperti Tahajud yang Kita lakukan hanya untuk menjadikan dagangan kita laku keras, atau Shalat Dhuha dengan niatan untuk mendapatkan rizki yang banyak, padahal untuk menjadi kaya atau sukses di dunia kita tidak perlu shalat atau beribadah.
Jadi apalagi yang kita tunggu, mulai belajar untuk mencari kebenaran dalam cara Ibadah Kita, jangan sampai apa yang kita lakukan selama ini menjadi sia-sia dikarenakan tata cara Ibadah yang tidak sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. dan juga tentunya kita di tuntut untuk terus belajar mengenai sebuah keiklasan dalam hati kita, bahwa segala bentuk langkah dan niat di hati kita hanyalah karena Allah saja.
Selamat mengkaji dan dapatkan kebahagiaan hakiki di akherat kelak.
" Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, "Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu." Mereka telah diberi buah-buahan yang serupa, dan disana mereka memperoleh pasangan-pasangan yang suci, mereka kekal didalamnya." {QS Al Baqarah 2 : 25}
This about Us Clik here : PENTING …!
Komentar
Posting Komentar
Komentarnya Dhong .... kritik atau saran atau apapun itu yang bersifat membangun...